OLEH Dr Ujang Sehabudin (Dosen Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University)

Akhir-akhir ini kita disuguhkan informasi terkait investasi yang dianggap kurang memperhatikan kepentingan masyarakat khususnya masyarakat lokal yang telah ratusan tahun berada di lokasi yang akan dijadikan proyek invetasi. Kasus Rempang misalnya, memperlihatkan bahwa komunikasi dengan masyarakat dalam setiap proses atau tahapan investasi kurang diperhatikan, bahkan Presiden Joko Widodo menegaskankan hal tersebut.  Proses komunikasi bermakna bahwa ada interaksi yang intens terutama antara pihak investor/ pemerintah dengan masyarakat yang potensial terdampak proyek.  Bahkan dalam ESIA, salah satu prasyarat keberlanjutan proyek/pembangunan adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pembangunan, mulai perencanaan, implementasi, sampai dengan monitoring dan evaluasi bahkan pasca proyek.

ESIA atau Environmental and Social Impact Assessment adalah proses yang digunakan untuk mengevaluasi potensi dampak lingkungan dan sosial dari suatu proyek/pembangunan, atau kebijakan yang diusulkan sebelum disetujui atau dilaksanakan. ESIA biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa proyek pembangunan dilaksanakan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan potensi dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat di mana proyek tersebut berada.  Tujuan utama ESIA adalah untuk memastikan bahwa proyek-proyek tersebut dilaksanakan dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan komunitas yang terpengaruh.  Proses ESIA terdiri dari berbagai tahapan mencakup Pelingkupan, Pengumpulan Data Dasar, Penilaian Dampak, Mitigasi dan Pengelolaan, Konsultasi Publik, Laporan dan Peninjauan, Pengambilan Keputusan, dan Pemantauan dan Tindak Lanjut.  Penyusunan dokumen ESIA biasanya dilakukan oleh pihak Konsultan yang memiliki komptensi di bidangnya.

Konsultasi publik merupakan salah satu tahapan yang seringkali menjadi ajang perdebatan terutama dampak proyek terhadap masyarakat, dan lingkungan,  bahkan masyarakat meminta agar dengan adanya proyek dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan sebaliknya.  Permintaan masyarakat yang seringkali disampaikan adalah keterlibatan masyarakat dalam proyek, seperti dalam penyediaan tenaga kerja  dan pasokan material yang berasal dari sekitar lokasi proyek.  Dengan berbagai pertimbangan, konsultasi publik umumnya dihadiri oleh perwakilan masyarakat yang mewakili aparat pemerintahan, tokoh masyarakat (antara lain tokoh agama, budaya, pemuda, pendidikan, perempuan, kesehatan), perwakilan organisasi sosial kemasyarakatan/lembaga swadaya masyarakat).  Dalam konsultasi publik dijelaskan maksud dan tujuan proyek serta tahapan proyek yang akan dilaksnakan, termasuk potensi dampak proyek yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negatif.  Diharapakan peserta konsultasi publik dapat menyampaikan informasi proyek kepada masyarakat di lingkungannya sehingga informasi proyek dapat diketahui oleh masyarakat yang lebih luas. Nmun kenyataannya, pihak yang hadir dalam konsultasi publik, tidak melakukan hal tersebut, sehingga sebagain besar masyarakat tidak mengetahui informasi proyek dengan baik.  Inilah awal dari proses yang dapat menimbulkan konflik ketika proses implementasi proyek akan dijalankan, bahkan sering terjadi asimetric information tentang proyek.

Keputusan Politik dan Ekonomi

ESIA merupakan alat penting dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan para pembuat kebijakan dan pengembang proyek untuk merencanakan dan melaksanakan proyek dengan lebih berkelanjutan, etis, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat yang terkena dampak ESIA membantu memastikan bahwa proyek pembangunan mematuhi regulasi lingkungan dan sosial yang berlaku, termasuk hukum dan peraturan yang ada.  Namun dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pembuat kebijakan dan pengembang proyek, pertimbangan politik dan ekonomi seringkali menjadi prioritas dengan berbagai alasan.  

Pengaruh politik dan ekonomi tertentu dapat memengaruhi hasil ESIA. Terkadang, proyek-proyek besar dengan potensi dampak ekonomi yang signifikan dapat memaksa keputusan yang mengabaikan hasil ESIA.  

Kendala lainnya dalam implementasi ESIA antara lain: 1. Keterbatasan sumberdaya manusia, finansial, dan teknis; 2. Terbatasnya data dan informasi yang diperlukan untuk melakukan ESIA mungkin tidak tersedia atau tidak akurat; 3.Terbatasnya partisipasi masyarakat terutama lokal karena kurangnya pengetahuan, kekuatan negosiasi yang tidak seimbang, atau bahkan ancaman terhadap mereka yang menyuarakan kekhawatiran; 4. Tantangan dalam negosiasi antara pemilik proyek, pemerintah, dan masyarakat lokal seringkali menjadi masalah antara lain karena ketidaksetaraan kekuasaan antar pihak, yang dapat memengaruhi hasil ESIA. Berbagai kendsla tersebut tentunya harus diantisipasi dan diatasi dengan komunikasi yang lebih efektif, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari proyek dapat diminimalisir  dan dampak positif dapat ditingkatkan.  ESIA merupakan salah satu pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan para pembuat kebijakan dan pengembang proyek dapat merencanakan dan melaksanakan proyek yang lebih berkelanjutan, etis, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan Masyarakat.

Artikel ini dimuat pada https://www.republika.id/posts/46045/esia-dan-pembangunan-berkelanjutan

Related Posts