Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) bekerjasama dengan delapan perguruan tinggi di ASEAN menyelengarakan “The 2nd ASEAN University Symposium for Sustainable Food System”. Acara ini berlangsung pada tanggal 5-6 Mei 2025 bertempat di kampus FEM IPB Darmaga. Delegasi perguruan tinggi yang ikut serta berasal dari Universiti Putra Malaysia (UPM)-Malaysia, University of the Philippines, Los Banos (UPLB)-Philiphina, Chiang Mai University–Thailand, Kasetsart University-Thailand, National University of Laos-Laos, Royal University of Phnom Penh- Cambodia, Universiti Islam Sultan Sharif Ali- Brunei Darussalam, Yezin Agricultural University (YAU)-Myanmar dan IPB University-Indonesia.

Dr. Irfan Syauqi Beik selaku Dekan FEM IPB menyambut kehadiran delegasi dan merasa terhormat menjadi tuan rumah pada tahun ini. Hal serupa juga disampaikan rektor IPB University,  Prof. Arif Satria yang memberikan sambutan pembuka. Ketahanan pangan tidak lagi hanya menjadi isu nasional, tetapi sudah menjadi perhatian bersama di tingkat regional dan global. Tantangan yang dihadapi saat ini sangat beragam seperti adanya perubahan iklim, degradasi lahan, dan pola konsumsi yang tidak efisien sehingga mengganggu produksi dan rantai pasokan pangan. Di kawasan ASEAN, kehilangan pangan pasca panen dapat mencapai 40%, yang setara dengan lebih dari 1,8 juta hektar lahan pertanian yang terbuang setiap tahunnya. Angka-angka ini menggambarkan kebutuhan mendesak untuk melakukan transformasi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan, tangguh, dan inklusif. Oleh karena itu perguruan tinggi harus mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan sistem pangan.

Keynote Speech dalam acara ini Prof. Dr. Nunung Nuryartono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Datuk Amer Bukvić, Direktur dan Resident Representative Islamic Development Bank (IsDB) Regional Hub Indonesia. Prof. Nunung menyoroti perlunya sistem pangan yang berkelanjutan, mengurangi kemiskinan, dan memastikan ketahanan pangan. Pentingnya pertanian digital, pertanian presisi, pengembangan agroindustri dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan, partisipasi perempuan dan kewirausahaan pemuda perlu ditekankan dalam sistem pangan. Kehadiran Datuk Amer Bukvić mengulas tentang peluang kerja sama dengan perguruan tinggi dalam pelatihan, riset, transfer pengetahuan dan pendanaan proyek-proyek pertanian.

Selama dua hari pelaksanaan, rangkaian acara utama dikemas dalam plenary session yang disertai  diskusi interaktif dengan sekitar 200 peserta baik secara offline maupun online. Setelah itu dilanjutkan parallel session yang diisi presentasi dari 44 tim penulis dengan empat topik pembahasan berbeda, yaitu [1] Sustainable Agricultural Practices & Technologies, [2] Livelihoods, Gender, and Community Development, [3] Market Systems, Economics, and Agribusiness, [4] Food Systems, Consumption, and Nutrition.

Pada hari pertama plenary session, Prof. Bayu Krisnamurthi, guru besar kebijakan agribisnis IPB memberikan ulasan kebijakan yang mendukung sistem pangan di Indonesia. Kebijakan prioritas saat ini yaitu Makanan Bergizi Gratis (MBG), hilirisasi dan swasembada beras. Narasumber kedua, Dr. Jose Rizal Damuri menyoroti pentingnya perdagangan internasional dan kerja sama regional untuk ketahanan pangan. Negara-negara ASEAN dapat bekerja sama untuk menyelaraskan kebijakan pangan dan menciptakan kerangka kerja ketahanan pangan regional. Pada sesi ini acara dipandu oleh Prof.Sahara sebagai moderator.

Plenary session hari kedua menghadirkan pembicara Prof. Bustanul Arifin, Ketua Asian Society Agricultural Economist yang menyampaikan transformasi sistem pangan di Indonesia. Selain itu Prof. Christopher Bennett dari Faculty of Land and Food Systems, University of British Columbia menyoroti tantangan kontribusi kehutanan terhadap ketahanan pangan secara berkelanjutan. Dr. Eisha Maghfiruha Rachbini memandu acara pada diskusi interaktif dengan peserta yang hadir.

Sambutan penutup diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Prof. Rachmat Pambudy. Sebelumnya Prof. I Ketut Adnyana, Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat memberikan sambutan penutup.  Dalam sambutan penutupnya, Rachmat Pambudy Indonesia memiliki komitmen terkait sistem pangan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. 

Pada gelaran simposium kali ini, Anthony James C. Albis dari University of the Philippines Los Baños – UPLB memperoleh the best paper dengan sajian judul “Geospatial Analysis of Rice Productivity and Technical Inefficiency Assessment of Irrigated Rice Farms in Cabusao, Camarines Sur Province, Philippines“. Pemenang kedua diraih oleh Erwin E. Torres dari University of the Philippines Los Baños – UPLB dengan judul “Resource Utilization and Sustainability Practices in the Pili Nut Value Chain in the Bicol Region, Philippines“. Adapun Ninda Novita dari IPB University meraih peringat ketiga dengan makalah berjudul “Women Entrepreneurs and the Sustainability of the “Kopi Hitam” Agroindustry: Optimizing Social Capital and Entrepreneurship Orientation“.

Kegiatan simposium tahun ini merupakan kelanjutan dari pertemuan bulan April 2024 lalu, dimana IPB University bersama dengan 10 universitas dari 8 negara ASEAN membentuk Jaringan Universitas ASEAN untuk Sistem Pangan Berkelanjutan. Semoga kolaborasi yang bertujuan untuk memperkuat kemitraan regional dalam penelitian, pendidikan, dan advokasi kebijakan untuk pertanian dan sistem pangan berkelanjutan dapat bersinergi.

Related Posts