Berawal dari undangan Regional Development Center, suatu lembaga pemberdayaan komunitas yang beroperasi di 27 negara Asia Pasifik pada Mei 2024 lalu kepada Dekan FEM Irfan Syauqi Beik dan Kepala Pusat CIBEST Laily Dwi Arsyianti, untuk menjadi pembicara dan menghadiri pertemuan RDC di Tokyo, Jepang, akhirnya disepakati dan digagas suatu program yang diberi nama Japan Cultural Exchange. Ide awal program ini digagas bersama dengan Japan Da’wah Center, suatu lembaga kemasyarakatan resmi di Jepang, yang melaksanakan kegiatan pemberdayaan sosial, pendidikan, dan kemanusiaan bagi masyarakat Jepang. 

Program ini kemudian terealisir dalam bentuk kegiatan Japan Cultural Exchange (JCE). Program JCE ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa IPB untuk belajar mengenai kebudayaan Jepang secara langsung, memperkenalkan budaya Indonesia, serta melatih kemampuan mahasiswa dengan berkontribusi langsung dalam program-program mitra di bidang pendidikan, kemanusiaan, sosial, dan budaya. Pada praktiknya, CIBEST IPB ditunjuk menjadi pelaksana dari pihak IPB University, dan kemudian menggandeng mitra dalam negeri, yaitu Dompet Dhuafa Jepang, Dompet Dhuafa Cordofa, dan PT Pertamina (Persero), di samping berkolaborasi dengan Japan Da’wah Center. Tujuannya adalah untuk memperluas cakupan kerjasama dengan menyasar wilayah yang lebih luas, yaitu Tokyo dan Osaka.

Program JCE ini dilaksanakan pada bulan November 2024 sampai bulan Januari 2025. Sebanyak 4 mahasiswa berhasil lolos dalam tahap seleksi dan berhak mengikuti kegiatan JCE. Keempat mahasiswa yang mengikuti program JCE ini yatu 3 mahasiswa berasal dari Departemen Ilmu Ekonomi Syariah FEM, yaitu Fadhley Muhammad Zulkifli, Muhammad Fathin Muyassar dan Nur Izza Muslimah serta 1 mahasiswa berasal dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta, yaitu Dani Dwi Saputra. Keempat mahasiswa tersebut mendapat pembiayaan penuh, mulai dari tiket pesawat, akomodasi, asuransi kesehatan, konsumsi dan pembiayaan program selama berada di Jepang.

Program JCE dilaksanakan dengan mengirimkan mahasiswa ke Tokyo selama 1 bulan dan dilanjutkan 1 bulan berikutnya di Osaka. Kegiatan JCE pada saat di Tokyo lebih menekankan pada penguatan hubungan dengan komunitas muslim Jepang, edukasi keagamaan, dan produksi konten halal food, yang juga ditujukan kepada komunitas non-muslim. Industri makanan halal ini juga menjadi tren yang terus meningkat di Jepang. 

Sedangkan kegiatan JCE pada saat di Osaka lebih berfokus pada riset, eksplorasi budaya, dan acara komunitas. Keberhasilan dalam kegiatan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas budaya dan relevansi diplomasi masyarakat dalam mempererat hubungan internasional. Meskipun terdapat kendala seperti jadwal yang padat di Tokyo dan adaptasi di Osaka, para mahasiswa mampu mengatasinya dengan baik serta menghasilkan pengalaman yang berharga dan bermanfaat untuk masa depan.

Diharapkan dengan hadirnya program JCE ini, dapat memberikan ilmu sekaligus pengalaman yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Selain itu diharapkan dapat memperkuat hubungan antar negara. Direncanakan kegiatan JCE nanti berjalan kontinu setiap tahun dengan peningkatan jumlah peserta dan mitra yang berkontribusi serta memberikan kegiatan yang lebih bervariasi dan lebih menarik. “Insya Allah kami juga merencanakan untuk menjadikan ini sebagai bagian dari kegiatan capstone, dan diusulkan menjadi bagian dari KKNT internasional mahasiswa IPB di tahun 2025 ini,” ujar Kepala CIBEST Laily Dwi Arsyianti.

Related Posts