Salah satu hal perlu untuk terus dibangun dalam konteks hubungan antar negara di dunia adalah saling memahami dan saling memperkuat hubungan antar masyarakat. Hubungan masyarakat ini adalah bagian dari people to people diplomacy. Era sekarang ini merupakan era dimana people to people to diplomacy penting untuk terus ditingkatkan termasuk dalam konteks hubungan antar generasi muda. Kegiatan Summer Course ini merupakan salah media untuk memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar generasi muda khususnya antar mahasiswa.
Dalam kerangka inilah, maka Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB dan The University of British Columbia (UBC), Kanada, bersepakat untuk terus melanjutkan program bersama yang dikemas dalam bentuk kegiatan Summer Course (SC) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2014. Tahun ini sangat spesial karena menandakan masuknya kegiatan SC pada dekade kedua. Kegiatan Summer course (SC) ini bertujuan ajang memperkenalkan nilai-nilai seni, budaya dan politik Indonesia kepada dunia global terkait bidang keilmuan terkait. Dengan terselenggaranya SC diharapkan mampu menciptakan mutual understanding serta peningkatan reputasi dan internasionalisasi akademik dengan berbagai pihak di luar negeri.
Penyelenggaran kegiatan Summer course (SC) telah dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, dan 2023. Selama pelaksanaan terjadi vakum yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, yaitu pada tahun 2020 hingga 2022. Jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan SC secara total mencapai kurang lebih 120 mahasiswa dari The University of British Columbia (UBC). Dan khusus untuk penyelenggaran tahun ini, untuk pertama kalinya kegiatan ini juga akan diikuti oleh beberapa mahasiswa dari program studi Ekonomi Pembangunan FEM IPB University. Peserta SC tahun ini terdiri atas 23 orang mahasiswa UBC dan 2 orang mahasiswa IPB, dimana hal ini melebihi target minimal 20 orang peserta. Tema yang diangkat pada kegiatan SC tahun ini ialah : LFS302B – Impact Evaluation Analytics. Kadep IE Dr Tony Irawan menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung selama 30 hari, yaitu dari tanggal 2 – 31 Mei 2024, yang dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu in-class training dan field research. Di dalam kelas, peserta akan diberikan landasan teoritis dan empiris tentang kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di pedesaan. “Kegiatan lapang atau field research yang bertujuan memperkenalkan industri kreatif home industry yang terdapat di Kabupaten Bogor”, ujar Tony.
Peresmian kegiatan SC2024 telah dilaksanakan di Ruang Equilibrium FEM IPB pada tanggal 3 Mei 2024 lalu. Peresmian tersebut dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof. Deni Noviana, dan dihadiri oleh pimpinan program dari UBC, Prof Christopher Bennet dan Sean Holowaycuk, serta Dekan FEM IPB, Dr Irfan Syauqi Beik. Selain itu juga hadir Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, Dr Tony Irawan, mantan Dekan FEM Prof Sri Hartoyo, dan beberapa dosen FEM IPB serta seluruh peserta kegiatan SC 2024.
Wakil Rektor IPB Prof Deni Noviana menyampaikan bahwa kegiatan SC akan menjadi ajang pendalaman studi dan kolaborasi secara terbuka, khusunya dibidang sosial ekonomi. “Kegiatan SC ini memberikan pendekatan yang komprehensif dalam evaluasi dampak terutama dalam kaitannya dengan program pembangunan ekonomi pedesaan”, ujarnya. Sementara itu, Prof Christopher Bennet menyampaikan bahwa sangat besar harapannya agar kegiatan Summer Course ini untuk terus berlanjut dan ditingkatkan pastisipasi baik bagi mahasiswa maupun dosen. “Harapan saya agar skala kerjasama ke depannya meningkat. Tahun ini menjadi moment pertama kali ada mahasiswa dari IPB yang ikut program. Oleh karena itu, semoga kedepan harapannya agar ada mahasiswa dan dosen IPB yang datang ke UBC”, ujar Bennet.
Dekan FEM IPB Dr Irfan Syauqi Beik juga menyatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi ajang penguatan kerjasama antara IPB University dan UBC, sehingga mampu memberikan manfaat yang luas, khususnya mahasiswa FEM IPB, yang diharapkan dapat berkontribusi makin banyak dalam kegiatan ini. “Saya berharap bahwa kegiatan ini bisa semakin memberikan manfaat luas bagi penguatan hubungan IPB dan UBC, serta bagi Indonesia dan Kanada. Semoga kegiatan seperti ini untuk terus ditingkatkan dan dikembangkan dengan pendekatan yang variatif dan inovatif. Insya Allah tahun depan jumlah mahasiswa FEM yang ikut serta bisa bertambah lebih banyak”, kata Irfan. Diharapkan interaksi antar mahasiswa ini akan semakin memperkuat komunikasi dan kebersamaan peserta sebagai calon pemimpin yang akan berdampak bagi hubungan dua negara. Selain itu, besar harapan kegiatan ini untuk terus berlanjut dan terus dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan inovasi program.