Oleh Dr. Feryanto, Staf Pengajar Departemen Agribisnis FEM IPB

Agribisnis, Pembiayaan dan SDGs

Agribisnis memiliki peran sentral dalam menyediakan pangan bagi populasi dunia yang semakin meningkat. Namun, sistem agribisnis yang konvensional seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak keanekaragaman hayati dan mengurangi kualitas tanah. Selain itu, deforestasi yang terkait dengan perluasan lahan pertanian juga mengancam keberlanjutan ekosistem. Untuk menghadapi tantangan ini, agribisnis perlu beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan.

Salah satu bentuk mendorong agribisnis ke arah keberlanjutan, diperlukan peran pembiayaan. Stakeholder pelaku agribisnis akan menggunakan pembiayaan untuk menjalankan dan mengembangkan usaha atau bisnis pertanian secara berkelanjutan, hal ini dapat dilakukan dengan mendorong peran institusi keuangan. Institusi keuangan memiliki peran strategis dalam memberikan akses modal kepada para petani dan pelaku agribisnis. Institusi keuangan ini dapat mempengaruhi arah perkembangan sektor agribisnis dengan mendorong pembiayaan yang berkelanjutan. Namun, saat ini, fokus keuangan seringkali tertuju pada keuntungan jangka pendek, yang mengabaikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan keberlanjutan.

Untuk mengatasi kekurangan ini, penting bagi institusi keuangan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif. Institusi keuangan dapat mengembangkan kebijakan dan prosedur yang mendorong pembiayaan proyek-proyek agribisnis yang berkelanjutan. Misalnya, memberikan suku bunga yang lebih rendah untuk pinjaman yang digunakan dalam investasi lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dalam pertanian. Selain itu, mereka juga dapat memberikan insentif bagi petani yang menerapkan praktik-praktik agroekologi yang ramah lingkungan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan pupuk organik.

Sehingga dengan demikian peran agribisnis untuk mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dapat dicapai sesuai target. SDGs menggarisbawahi pentingnya menjaga ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan, dan melindungi lingkungan. Pembiayaan yang tepat dapat mendorong inovasi dan investasi dalam praktik agribisnis berkelanjutan, seperti pertanian organik, penggunaan energi terbarukan, dan teknologi efisiensi sumber daya.

Selain itu, pembiayaan yang inklusif dan terjangkau membantu petani kecil dan pelaku agribisnis skala kecil mendapatkan akses ke modal dan layanan keuangan. Dengan pendekatan pembiayaan yang berfokus pada SDGs, agribisnis dapat menjadi pilar penting dalam membangun dunia yang berkelanjutan, inklusif, dan sejalan dengan kebutuhan generasi masa depan. Pencapaian SDGs bukan tanggung jawab salah satu pihak, sesuai prinsipnya ‘no one left behind’ maka seluruh pihak harus bergandengan tangan dan berkolaborasi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan tersebut tanpa ada yang merasa tertinggal atau ditinggalkan.

Oleh karena itu, penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam upaya mencapai agribisnis yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, institusi keuangan, sektor swasta, masyarakat sipil, dan petani sangat penting. Ini dapat dilakukan melalui dialog dan kemitraan yang mempromosikan pembiayaan berkelanjutan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta menciptakan kesadaran tentang pentingnya agribisnis yang berkelanjutan bagi masa depan kita.

Salah satu stakeholder penting adalah pemerintah yang memainkan peran kunci dalam mendorong pembiayaan agribisnis yang berkelanjutan. Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal, seperti pemotongan pajak atau subsidi, untuk investasi yang mendukung keberlanjutan agribisnis. Selain itu, regulasi yang jelas dan ketentuan hukum yang kuat juga diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi agribisnis berkelanjutan.

Dalam beberapa negara, pemerintah telah memperkenalkan program pembiayaan khusus yang ditujukan bagi petani dan pelaku agribisnis yang berfokus pada isu dan praktik keberlanjutan. Program-program ini mencakup skema pembiayaan yang rendah bunga, bantuan teknis, dan pelatihan untuk mendorong adopsi praktik agroekologi dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Selain itu, perluasan jaringan lembaga keuangan mikro juga merupakan langkah penting dalam mendukung agribisnis berkelanjutan. Lembaga-lembaga ini menyediakan akses keuangan yang lebih mudah bagi petani kecil dan pelaku agribisnis skala kecil, yang sering kali menghadapi tantangan dalam mendapatkan pembiayaan dari institusi keuangan tradisional. Pembiayaan mikro dapat membantu mereka membeli benih unggul, alat pertanian modern yang lebih efisien, atau memperoleh pendidikan dan pelatihan dalam praktik agroekologi. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan produktivitas mereka sambil tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Menjawab Tantangan Global dengan Solusi Lokal

Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis lingkungan, agribisnis harus beradaptasi dan bertransformasi. Pembiayaan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan bahwa sektor ini dapat memberikan pangan yang cukup bagi populasi dunia saat ini dan generasi mendatang, sambil menjaga keberlanjutan ekosistem. Dalam menghadapi tantangan ini, solusi lokal menjadi sangat penting. Setiap negara dan komunitas memiliki kekayaan sumber daya alam dan pengetahuan lokal yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan agribisnis yang berkelanjutan.

Pembiayaan untuk mewujudkan agribisnis yang berkelanjutan adalah bagian penting dari solusi untuk mengatasi tantangan global yang dihadapi sektor pertanian. Melalui pendekatan holistik yang melibatkan institusi keuangan, pemerintah, teknologi, dan kolaborasi antara pemangku kepentingan, kita dapat mendorong transformasi agribisnis menuju keberlanjutan. Institusi keuangan perlu mendorong pembiayaan proyek-proyek yang berkelanjutan dan memberikan insentif bagi praktik-praktik ramah lingkungan. Pemerintah harus mengambil peran dalam menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung agribisnis berkelanjutan, serta memberikan insentif fiskal yang mendorong investasi dalam praktik-praktik tersebut.

Teknologi juga berperan penting dalam mencapai agribisnis yang berkelanjutan. Inovasi teknologi seperti irigasi cerdas, pemantauan tanaman berbasis sensor, dan penggunaan energi terbarukan dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil meningkatkan produktivitas. Pembiayaan yang terjangkau dan akses keuangan yang mudah akan memungkinkan para petani dan pelaku agribisnis untuk mengadopsi teknologi ini dengan lebih mudah.

Namun, solusi yang paling efektif mungkin berasal dari tingkat lokal. Setiap daerah memiliki tantangan dan potensi unik dalam agribisnis berkelanjutan. Melibatkan petani dan komunitas setempat dalam pengambilan keputusan dan merumuskan solusi dapat memastikan bahwa kebijakan dan program yang diimplementasikan relevan dan berkelanjutan secara budaya dan lingkungan. Penggunaan pengetahuan tradisional dan praktik lokal yang telah terbukti juga harus diperhatikan.

Agribisnis berkelanjutan bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Ini adalah proses yang melibatkan perubahan budaya, sistem, dan praktik yang telah lama berjalan. Dalam menghadapi tantangan global, penting bagi kita untuk melihat agribisnis sebagai bagian integral dari solusi keberlanjutan. Dengan memastikan pembiayaan inklusif dan yang berkelanjutan, mengadopsi teknologi yang tepat, melibatkan semua pemangku kepentingan, dan memanfaatkan pengetahuan lokal, sehingga dengan demikian kita dapat mencapai agribisnis yang berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.

sumber: https://republika.id/posts/42294/pembiayaan-dan-agrobisnis-berkelanjutan

Related Posts