Oleh Dr. Sahara, Direktur International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS), FEM-IPB, dan Anggota Forum Masyarakat Statistik (Bappenas/BPS)

Numbers don’t lie (angka tak pernah bohong) adalah sebuah idiom yang terkenal terkait data. Idiom ini menekankan pentingnya mengandalkan data daripada pendapat pribadi dalam membuat keputusan. Sensus Pertanian 2023 (ST2023) yang dalam hal ini dieksekusi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan data pertanian terkini dan reliable di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui selama kurang lebih dua bulan (1 Juni sampai dengan31 Juli 2023), dengan mengerahkan kurang lebih 190 ribu petugas lapangan, BPS mendata para pelaku usaha pertanian, baik usaha pertanian perorangan, usaha pertanian lainnya (berkelompok), dan perusahaan pertanian berbadan hukum di seluruh wilayah Indonesia. Di perhelatan akbar tersebut saya mendapat kesempatan selama empat hari untuk mensupervisi kegiatan sensus pertanian di salah satu kabupaten dan kota di wilayah Sumatera Selatan.

Selama di lapang saya mengamati bahwa data-data yang dikumpulkan oleh para petugas di lapangan sangat kaya sekali. Jika selama ini anggapan sebagaian masyarakat bahwa pertanian terbatas pada tamanan pangan (terutama padi), data yang dikumpulkan pada ST2023 mencakup pertanian dalam arti luas yaitu meliputi tujuh subsektor yaitu tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, dan jasa pertanian.

Untuk setiap kategori tersebut petugas lapangan menanyakan berapa bidang/persil lahan yang dimiliki oleh petani, luas lahan di masing-masing persil, tanaman yang diusahakan, hasil panen dan lain-lain. Ketika saya menemani wawancara yang dilakukan oleh petugas lapang, ada salah satu petani yang memiliki 11 persil/bidang lahan dan mengusahakan tiga komoditas pertanian. Alhasil dibutuhkan waktu yang relatif lama dan ketekunan serta keuletan dari para petugas lapangan untuk menggali data secara detil terkait informasi dari masing-masing persil lahan tersebut.

Di samping informasi tujuh subsektor tersebut, para petugas lapang juga menggali informasi terkait karakteristik responden dan manajemen usaha pertanian (termasuk di dalamnya penggunaan teknologi digital, akses terhadap input pertanian termasuk keuangan dan lain-lain). Sehingga tidak berlebihan jika saya menyebut para petugas lapang tersebut sebagai ‘pejuang data’ dan ‘ujung tombak’ bagi keberhasilan ST2023.

Saya membayangkan manakala data-data tersebut berhasil digali dengan baik oleh para pejuang data tersebut, maka data yang komprehensif terkait pertanian dalam arti luas di Indonesia akan dapat dibangun dengan baik. Tulisan ini mengeksplorasi beberapa data penting yang dikumpulkan pada ST2023 dan bagaimana data tersebut dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas data pertanian di Indonesia.

Pola penguasaan lahan

Hampir semua subsektor pertanian sangat tergantung pada lahan.  Melalui ST2023 data terkini terkait pola penguasaan dan kepemilikan lahan pertanian bisa diperoleh secara lebih akurat. Dari data kepemilikan akan dapat terlihat informasi apakah petani di Indonesia menggarap lahan milik sendiri, menyewa, menggarap lahan milik orang lain dan lain-lain. Kepemilikan dan penguasaan lahan merupakan faktor penting yang memengaruhi pendapatan penduduk di pedesaan yang kehidupannya masih tergantung pada sektor pertanian. 

Informasi luas lahan pada ST2023 juga membantu para pengambil kebijakan untuk mengidentifikasi apakah petani di Indonesia termasuk petani gurem atau bukan. Secara singkat, informasi kepemilikan lahan membantu para pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan terkait land-reform dan upaya untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian.

Jenis komoditas yang dibudidayakan oleh petani

Untuk memahami keragaman pertanian di Indonesia, ST2023 juga mendata jenis komoditas yang diusahakan oleh petani. Berdasarkan informasi ini bisa diidentifikasi wilayah mana yang menjadi produsen utama komoditas pangan, hortikultur, peternakan, perikanan, dan lain-lain. Informasi ini sangat berguna dalam mendukung program kerjasama antar daerah (KAD) dalam mengatasi inflasi di Indonesia.

Melalui data ST2023, perdagangan antar wilayah bisa di lakukan secara lebih baik. Misalnya wilayah-wilayah mengalami surplus pada komoditas cabai dapat didorong untuk melakukan perdagangan dengan wilayah-wilayah yang mengalami defisit pada komoditas tersebut. Di samping mendorong perdagangan antar wilayah, informasi terkait sektor kunci dan potensi ekspor produk pertanian di masing-masing wilayah dapat diidentifikasi.

Adopsi teknologi dan praktek budidaya

Adopsi teknologi, misalnya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone  dan penggunaan kecerdasan buatan juga menjadi fokus pada ST2023. Di samping itu, praktek budidaya dan adopsi teknologi di kalangan petani juga menjadi diidentifikasi termasuk sistem pertanian konvensional, pertanian organik, agroforestri, monokultur, polikultur, dan lainnya.

Dengan memahami tingkat adopsi teknologi dan praktek budidaya di kalangan petani, data ST2023 dapat memberikan informasi yang berharga terkait tingkat mekanisasi, efisiensi dan kemajuan teknologi di sektor pertanian.

Penggunaan input pertanian

Aspek penting dari ST2023 adalah pengumpulan data terkait input yang digunakan terutama pupuk, pestisida, dan benih. Di sektor peternakan, seberapa besar kandungan konsentrat pada pakan juga diidentifikasi. Data tersebut sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengidentifikasi tren penggunaan input dan memandu pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan dan program bantuan input pertanian secara lebih tepat sasaran. Seperti yang kita ketahui, pro-kontra terkait bantuan input pertanian terutama pupuk sering terjadi. 

Di samping itu, data penggunaan pupuk dan pestisida juga bermanfaat dalam memberikan informasi terkait praktek pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia melalui penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Petani milenial

Berdasarkan data karakteristik responden (umur) yang dikumpulkan dapat dipetakan usia petani di tujuh subsektor yang menjadi fokus ST2023. Dari data yang terkumpul dapat terlihat di subsektor mana para petani milenial tersebut terlibat, tingkat pendidikan mereka, teknologi apa yang mereka gunakan, dan manajemen usahatani apa yang mereka terapkan dan lain-lain.

Melalui informasi dan data tersebut, di subsektor mana yang paling mendesak untuk dilakukan program regenerasi petani dapat terjawab. Seperti yang kita ketahui regenerasi petani menjadi isu yang penting di Indonesia.

Urban farming

ST2023 juga menyasar pelaku urban farming yang hasil produksinya dijual. Sebagaimana yang kita ketahui urban farming menjadi tren dan kegiatan baru yang banyak digemari masyarakat di wilayah perkotaan terutama sejak pandemic Covid-19. Beragam produk pertanian dihasilkan pada kegiatan urban farming terutama sayur, buah dan tanaman hias.

Pada ST2023 pengumpulan data urban farming juga difokuskan pada jenis tanaman, luas lahan, media tanam, dan teknologi (hidroponik, aquaponik, vertikulture, media terpal dan sejenisnya). Informasi tersebut sangat penting bagi para pengambil kebijakan dalam merancang program dan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas para pelaku urban farming. Seperti yang kita ketahui kegiatan urban farming merupakan salah satu upaya untuk mendukung penguatan pangan dan optimalisasi lahan di wilayah perkotaan.

Program/dukungan kepada petani

Data ST2023 berfungsi untuk mengevaluasi sejauh mana dukungan yang telah dilakukan oleh pemerintah kepada petani, misalnya terkait penyediaan sarana irigasi, jenis kapal/perahu dan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan kecil, akses terhadap layanan penyuluhan, akses terhadap pembiayaan, akses terhadap kelembagaan tani, akses terhadap asuransi, penerapan teknologi digital dan lain-lain.

Berdasarkan informasi dan data tersebut, dapat diidentifikasi di wilayah mana saja yang masih memerlukan intervensi terkait peningkatan layanan penyuluhan, infrastruktur,  pembinaan kelompok tani, akses ke kredit, dan asuransi serta teknologi digital dan lain-lain.

Terlepas dari keberlimpahan data dan informasi yang diperoleh pada ST2023, terdapat beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian dan menjadi penyempurnaan bagi survey yang akan dilakukan oleh BPS ke depan. ST2023 belum banyak menggali informasi terkait gender, aspek pemasaran (termasuk posisi tawar petani) dan isu food loss

Informasi terkait gender sangat penting termasuk dalam mengevaluasi pencapaian SDGs pada aspek gender equity. Pada level mana keterlibatan perempuan pada kegiatan pertanian seharusnya dapat diidentifikasi (penamanan, pemeliharaan, pembelian input pertanian, panen, paska panen, pemasaran, dan lain-lain). Informasi ini sangat dibutuhkan terutama untuk mengatasi ketimpangan gender dalam merancang program-program di sektor pertanian.

Demikian juga halnya dengan aspek pemasaran yang masih belum banyak dibahas di ST2023. Padahal akses petani/nelayan termasuk posisi tawar petani dalam memasarkan produksnya sangat penting dalam meningkatkan pendapatkan petani. Kenyataan di lapangan menjunjukkan bahwa sebagian besar petani/nelayan masih menghadapi kendala dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan.

Isu food loss perlu menjadi perhatian penting dalam mendukung program peningkatan ketersediaan produk pertanian di Indonesia. Berbagai komitmen di tingkat global terkait upaya untuk isu food loss sudah banyak disepakai. Sayangnya data terkait food loss di Indonesia masih belum banyak tersedia dan seharusnya bisa digali informasinya di ST2023 sehingga bisa diidentifikasi di subsektor mana saja yang mengalami kejadian food loss tertinggi.

Terlepas dari berbagai catatan tersebut, data-data yang dikumpulkan pada kegiatan ST2023 sebagaimana yang diuraikan diatas sangat sangat penting bagi para stakeholder terutama bagi para pengambil kebijakan dalam memahami lanskap pertanian di Indonesia.

Data-data yang diperoleh dari ST2023 membantu pembuat kebijakan mengidentifikasi tren yang muncul, memahami tantangan yang dihadapi petani, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan mengembangkan inovasi dan intervensi yang diperlukan oleh para petani dan nelayan. Data akurat dan ter-update yang diperoleh dari ST2023 merupakan dasar yang penting dalam pembuatan pembuatan kebijakan berbasis bukti.  

sumber: https://www.republika.id/posts/43002/sensus-pertanian-2023-mencatat-pertanian-dalam-arti-luas

Related Posts