Oleh Lindawati Kartika (Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB)

Pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia adalah elemen kunci dalam mencapai kemajuan individu dan kemajuan organisasi. Namun, dalam era yang terus berubah dan berkembang dengan cepat, pendidikan konvensional seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kompetensi yang terus berkembang. Inilah sebabnya mengapa konsep microcredential semakin menjadi perhatian sebagai cara inovatif untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (Brown et al., 2021).

Sumberdaya manusia berkelanjutan adalah konsep yang mengacu pada upaya untuk mengembangkan dan memelihara sumber daya manusia (SDM) secara berkelanjutan atau berkesinambungan. Ini melibatkan pendekatan yang mempertimbangkan aspek-aspek berikut:

  1. Pendidikan dan Pengembangan Berkelanjutan: Sumber daya manusia berkelanjutan melibatkan upaya untuk memastikan bahwa individu terus menerus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi mereka sepanjang hidup. Ini mencakup pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi, dan pembelajaran mandiri.
  2. Keseimbangan Antar Kehidupan Pribadi dan Profesional: Penting untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi agar sumber daya manusia dapat berkelanjutan. Upaya untuk mencegah burnout dan menjaga kesehatan fisik dan mental menjadi bagian dari pendekatan ini.
  3. Kesejahteraan dan Kesehatan: Sumber daya manusia yang berkelanjutan harus sehat dan sejahtera. Ini termasuk akses ke perawatan medis, manajemen stres, promosi gaya hidup sehat, dan dukungan kesehatan mental.
  4. Keberlanjutan Karier: Memastikan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan karier yang berkelanjutan adalah komponen penting dari sumber daya manusia berkelanjutan. Ini mencakup peluang promosi, pembelajaran lintas bidang, dan pengembangan kepemimpinan.
  5. Pemberdayaan dan Partisipasi: Sumber daya manusia berkelanjutan juga mencakup memberikan individu peran aktif dalam pengambilan keputusan dan perubahan di lingkungan kerja mereka. Ini mencakup pemberian kekuatan, peluang untuk memberikan masukan, dan partisipasi dalam inisiatif perubahan.
  6. Inklusivitas dan Keadilan: Sumber daya manusia berkelanjutan harus memastikan inklusivitas dan keadilan dalam akses ke peluang dan sumber daya. Ini mencakup eliminasi diskriminasi dan upaya untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam.
  7. Kesadaran Lingkungan: Dalam konteks keberlanjutan global, sumber daya manusia berkelanjutan juga mencakup kesadaran akan isu-isu lingkungan dan tanggung jawab untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Keseluruhan aspek tersebut tentunya perlu didukung dengan proses belajar yang agile, adaptif dan efektif, oleh karena itu microcredential merupakan program belajar yang cocok dalam mendukung proses belajar sumber daya manusia di Tengah kebutuhan bisnis yang semakin kompleks serta teknologi yang terus berkembang dan dinamis. 

Pengenalan Microcredential

Microcredential adalah program pendidikan kecil yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang topik tertentu dalam waktu singkat. Program ini biasanya berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan, berbeda dengan program pendidikan tradisional yang memakan waktu bertahun-tahun. Microcredential memiliki fokus yang jelas pada keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia kerja, dan mereka memungkinkan peserta untuk memperoleh kualifikasi tambahan atau sertifikasi dalam bidang tertentu (Kemdikbud, 2023).

Istilah “microcredential” juga sering digunakan secara sinonim dengan berbagai istilah lain seperti digital badges, alternative competency, nano-degrees, digital certificates, micromasters, MOOCs, atau short online courses (UNESCO, 2018). Namun, inti dari semua istilah ini adalah memberikan kesempatan bagi individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam waktu singkat, yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan karier mereka.

Microcredential tidak hanya ditujukan untuk pelajar, tetapi juga cocok bagi para profesional yang ingin meningkatkan keterampilan mereka, terutama dalam menghadapi perubahan cepat di lingkungan kerja. Mereka dapat digunakan sebagai bagian dari pendidikan formal atau sebagai upaya pengembangan diri yang independen. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Nemec dan Legere (2008), microcredential adalah cara untuk secara resmi mengakui keterampilan dan pengetahuan yang telah dikuasai. Sertifikasi ini sering kali dihargai oleh industri dan lembaga terkait, yang menambah nilai dan kepercayaan dalam pandangan pelaku industri. Dengan demikian, microcredential tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk pembelajaran singkat, tetapi juga sebagai alat yang efektif dalam mendukung pembelajaran seumur hidup dan perkembangan karier yang berkelanjutan (Yilik, 2021).

 Keunggulan Microcredential yakni :

  1. Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Salah satu keunggulan utama microcredential adalah fleksibilitasnya. Seiring dengan tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks, banyak profesional tidak memiliki waktu untuk mengikuti program pendidikan yang memakan waktu bertahun-tahun. Microcredential memungkinkan individu untuk memilih program yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan menyelesaikannya pada waktu yang mereka tentukan sendiri. Ini membantu para profesional untuk terus mengembangkan keterampilan mereka tanpa harus mengorbankan pekerjaan atau komitmen lainnya (Orman et al., 2023).

Sebagai contoh, seorang profesional di bidang manajemen mungkin tertarik untuk mempelajari manajemen proyek. Dengan microcredential, mereka dapat memilih program yang sesuai dengan jadwal mereka dan belajar secara mandiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk segera mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam pekerjaan mereka, yang dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.

  1. Relevansi dengan Tuntutan Industri

Microcredential juga menawarkan keunggulan dalam hal relevansi dengan tuntutan industri. Program-program ini sering kali dikembangkan dengan melibatkan industri dan pemangku kepentingan terkait, sehingga mereka dapat memastikan bahwa materi pembelajaran selalu terkini dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ini membantu individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang paling dibutuhkan oleh industri mereka (Oliver, 2019).

Sebagai ilustrasi, sebuah laporan oleh World Economic Forum pada tahun 2020 mencatat bahwa “perubahan cepat dalam teknologi, bisnis, dan masyarakat akan terus mengubah cara kerja. Keterampilan yang dibutuhkan hari ini mungkin sudah tidak relevan dalam beberapa tahun ke depan, dan keterampilan baru akan muncul.” Microcredential menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi tantangan ini karena memungkinkan individu untuk secara cepat memperoleh keterampilan baru yang sesuai dengan perkembangan tersebut.

  1. Dukungan dari Dunia Pendidikan

Microcredential bukanlah solusi pendidikan yang mandiri. Mereka sering kali didukung oleh universitas, lembaga pendidikan tinggi, dan platform pembelajaran online yang terkemuka. Hal ini berarti bahwa peserta dapat memiliki keyakinan bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan diakui oleh lembaga-lembaga terkemuka (Oliver, 2019).

Sebagai contoh, Harvard University, salah satu perguruan tinggi terkemuka di dunia, menawarkan program microcredential di berbagai bidang melalui platform online mereka. Ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga pendidikan tradisional semakin mengakui nilai dari model pembelajaran berbasis microcredential.

Kelemahan Microcredential yakni:

  1. Ketidakpastian Pengakuan dan Kepercayaan

Salah satu permasalahan adalah ketidakpastian sejauh mana lembaga pendidikan akan mengakui dan menghargai micro-credentials. Hal ini dapat mengurangi nilai dan validitas dari micro-credentials karena jika pengakuannya terbatas, peserta mungkin kurang termotivasi untuk meraihnya. Variabilitas dalam pengakuan di antara lembaga-lembaga dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam pengakuan pendidikan (Oliver, 2019).

  1. Isu Kesetaraan Micro-Credentials

Muncul pertanyaan sejauh mana micro-credentials dapat dianggap setara dengan gelar formal. Gelar formal masih dianggap lebih berharga dalam beberapa kasus, dan ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam peluang pendidikan dan karir bagi mereka yang memilih micro-credentials daripada pendidikan formal. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa micro-credentials diakui sebagai pencapaian yang bernilai (Fishman et al., 2018).

  1. Tantangan Validitas dan Persetujuan

Micro-credentials harus dapat menunjukkan bahwa pemegangnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan klaim yang mereka buat (Orman et al., 2023). Proses pengakuan juga harus mampu menilai dan memverifikasi validitas micro-credentials ini. Jika tidak, micro-credentials dapat kehilangan nilai mereka sebagai ukuran kemampuan (Fishman et al., 2018).

  1. Dukungan Infrastruktur yang Dibutuhkan untuk Penggunaan Micro-Credentials

Penggunaan micro-credentials dalam skala besar memerlukan infrastruktur teknis yang kuat. Ini termasuk sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola informasi tentang micro-credentials. Infrastruktur ini harus aman, handal, dan mampu menangani volume data yang besar. Tanpa infrastruktur yang memadai, penggunaan micro-credentials dapat menjadi rumit atau tidak efisien (Fishman et al., 2018).

  1. Pertanyaan seputar Waktu

Meskipun micro-credentials dapat memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, pertimbangan waktu tetap penting dalam pendidikan tinggi. Bagaimana micro-credentials memengaruhi aspek waktu dalam pendidikan tinggi masih menjadi bahan perdebatan. Pertanyaannya adalah apakah mereka memungkinkan peserta menyelesaikan program lebih cepat atau apakah mereka harus tetap mematuhi jadwal yang lebih panjang (Olcott, 2022).

Kesimpulan

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemampuan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru adalah aset berharga. Microcredential adalah cara inovatif yang memungkinkan sumber daya manusia untuk terus meningkatkan kapasitas mereka secara relevan, fleksibel, dan diakui oleh industri. Dalam era yang semakin terhubung dan bergerak cepat, microcredential adalah salah satu alat terbaik yang dapat membantu individu dan organisasi untuk tetap kompetitif dan berhasil. Oleh karena itu, pemanfaatan microcredential dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia merupakan investasi yang bijaksana untuk masa depan.

artikel ini di muat pada https://republika.id/posts/45493/masa-depan-pembelajaran-berkelanjutan-dengan-microcredential

Related Posts